Kategori

Friday, April 29, 2011

Pengemis kondom pembungkus malu

oleh : Bhara Martilla Rully Ardian

Pengemis kondom pembungkus malu
Senèn, November 15, 2010 jam 6:38pm


Papan reklame berebut tempat dengan ruko ruko di pecinan. Temaram lampu lampu beradu sombong. Juga pengemudi pengemudi tak mau mengalah memperebutkan lima menit waktu lebih cepat sampai ke tujuan. Hal hal rutin yang selalu menjadi saksimu berjalan tiap jam 9 malam. Di pojok pertigaan tepat di bawah papan iklan sabun colek kau selalu berhenti sejenak. Membungkukan badanmu sembari menyerahkan recehan ke pengemis buntung yang selalu menjual dirinya disitu. Tak tahu apa yang kau cari dari pengemis itu, mungkin karna kepuasan atau hanya sekedar kau merasa punya kuasa atas pengemis itu. Ya aku selalu ingat betul dengan segala tentangmu di pecinan itu. Baumu, desahmu aku hafal betul. Kau tahu manis?, aku tak pernah menggunakan setiap koin darimu. Aku menyimpanya rapat rapat di kantongku. Aku bungkus dengan kondom seharga tahu maluku. Agar kau tetap datang kemari untuk sekedar menyapaku. Aku pengemis buntung yang mahir membuatmu tersipu. Yang selalu dan selalu kau tuju.

No comments:

Post a Comment

Yang rajin ditengok rakyat syair :

Tulisan