Kategori

Monday, April 11, 2011

-lelaki bosanofa di redup malam lajang-

oleh : Bhara Martilla Rully Ardian

Lelaki bosanofa di redup malam lajang
by Bhara Martilla Rully Ardian on Saturday, November 13, 2010 jam 3:06am
Bhara Martilla Rully Ardian

-lelaki bosanofa di redup malam lajang-

Merintih suara di ujung gang, di pinggir kali. Dari pria pria seumuranku. Menggali bait bait lembut kapas dari kasur yang coba dibakar perlahan. Bau itu irama. Lalu malam dan secangkir kopi tawa melantun bincang. Di malam kejujuran. Pria pria seumuranku membicarakan usik yang mengusik. Tawa getir lalu senyum itu menjadi sejadi jadinya. Ya lelaki bosanofa di redup malam lajang. Menjadi pria. Menjadi rasa. Irama oh irama. Esok kan lebih berat dari asap yang kau buat bulat. Ada tawa yang mesti kau tawai. Cangkul cangkul lelaki bosanofa, maka lalu pria pria meraba. Belajar membajak dan membangun rumah sederhana. Di tepi kali di ujung gang bahaya. Banjir dan pengamen memintamu sedia recehan. Lalu susu bagi anjing piaraanmu. Juga buku dan pensil warna untuk darah dagingmu.

No comments:

Post a Comment

Yang rajin ditengok rakyat syair :

Tulisan