Kategori

Friday, April 15, 2011

bersama kucing, anjing dan pohon kaktus: tertawa!

oleh : Bhara Martilla Rully Ardian

bersama kucing, anjing dan pohon kaktus: tertawa!

Sebuah bayi mengaji di malam jingga kemarin siang. Di ujung sana ruh ruh mencari ruang ruang. "Siapa bapakmu?". Detik setelah detak memaksa gergaji ngakak memenggal kepala kepala syariat etika keberbusanaan. "Wajahmu melebam!", teriakan dari sudut gang gelap. Lalu sepasang nenek asik mencabuli dirinya diketerasingan. Bulan jatuh malam itu. Menyetubuhi bumi. Dan lalu pasang surut menjadi warna warni. Bayi bayi menjadi bergoyang. Mengenal yakin. Mencumbu cinta. Tangan tangan itu bersambut di perut buncit pelacur. Dikalungkanya laso kesadaran di lehernya. Tepat jam empat pagi dia jumpai mani, kotoran, liur dan dirinya berdendang lagu pemakaman bersama kucing, anjing dan pohon kaktus. Tertawa.

No comments:

Post a Comment

Yang rajin ditengok rakyat syair :

Tulisan