Kategori

Wednesday, April 13, 2011

Fiksijumbo?

oleh : Bhara Martilla Rully Ardian

Fiksijumbo?
by Bhara Martilla Rully Ardian on Rèbo, Oktober 27, 2010 jam 12:49pm

Malam itu, tak terlalu larut seingatku. Aku masih saja duduk terbatu di teras hatimu. Padahal tanganmu sudah melambai memberi tanda bagiku untuk maju bercumbu. Tapi tetap saja aku membatu, mataku berkaca-kaca, hatiku ragu. Tak beberapa saat aku lihat kau marah dan berlalu. Kujumpai lelaki itu mulai merancu, gombal sana sini tentang keabadian. Bualanya aku paham betul karna telah kupelajari sejak beberapa tahun lalu. Akhirnya pria itu membuka pintu kamar dan memandumu masuk di dalamnya. Aku tak sempat menyesal. Tak sempat. Melihatmu mabok oleh bualan cinta. Di sini, masih di teras hatimu. Kurangkai beribu kata maaf akan egoku. Aku berlalu di pagi itu, merapikan kamarmu dengan gegas. Kutuliskan "Maaf karna belum sempat aku kenalkan dirimu pada hatiku, tak kusentuh secuilpun dirimu semalam, entah kau menyebut aku pria apa. Aku berlalu, tak usah menangis karna aku tak sejahat inginmu." di selembar kertas kenangan agar kau tahu letak salahku.

No comments:

Post a Comment

Yang rajin ditengok rakyat syair :

Tulisan