Kategori

Wednesday, April 13, 2011

gelap di iman yg menanti terang.

oleh : Bhara Martilla Rully Ardian

gelap di iman yg menanti terang.
by Bhara Martilla Rully Ardian on Jumat, September 18, 2009 jam 11:33am

petang itu gelap,mendung seakan trlalu angkuh untuk berlalu.
gelap,bagai tumpahan debu tambora yg meletus mengalahkan raja siang 269 tahun yg lalu.
kelam,sperti ratapan perut perut pribumi yahukimo yg kelaparan.
dan redup oleh ratapan anak anak jalan yg diperkosa ayah bangsanya.
pernahkah durja ini terdengar olehmu?
tergelitikkah perut buncitmu?
oleh kenyataan palang palang yang menghambat jalan.
oleh jerit batin yg sekarat tertelanjangi beban?
apakah itu yg kau sebut terang tuanku?
berjuta bintang pernah menyinar dari ucapmu.
seperti petuah tuhan agung yg kau junjung.
aku,kami disini,
menagih terang yg kau janjikan.
sampai tenang kami berakhir.
di lontaran ucap yg telah lama mati.
di gerak terakhir tenaga kami yg renta.
di dekap trakhir tangan kami yg regang.
kami yg tak pernah menjadi besar.
kami yg tak pernah menjadi agung.
kami yg tak pernah menjadi tuhan.

No comments:

Post a Comment

Yang rajin ditengok rakyat syair :

Tulisan