oleh : Bhara Martilla Rully Ardian
Teman penyair adalah sepi. Sepi merupakan kanvas yang indah bagi akal dan rasio yang merupakan media ampuh bagi tumbuh kembang sinergi pertanyaan dan jawaban akan segala. Sepi adalah ruang. Menyendiri dan diam sejenak adalah cikal bakal puisi dan keberpuisian yang berujung lahirnya ilmu. Sepi adalah sebuah ruang peristirahatan dari masalah duniawi yang dalam ruang itu tersedia waktu bagi akal untuk menyimpulkan segalanya. Dari ramai puisi terekam dan pada sepi puisi lahir.
Penyair mati karya bila sepi terlalu mahal. Akal demonstrasi ketika sepi dilarang. Sepi dan penyair bagai Romeo dan Juliet. Harus mesra. Sepi semacam ruang kamar dari rumah masa kecil yang selalu membuat penyair rindu pada suasananya. Keberpikiran membutuhkan rahim sepi untuk menumbuhkan embrio kenyataan ramai yang akhirnya terlahir sebagai bentuk bentuk ekspresi penyimpulan. Saya menyebut ini puisi. Sebuah produk kata yang terangkai melalui media apa saja. Sekali lagi penyair harus mesra dengan sepi. Harus.
Kenyataan bahwa sepi itu tidak berguna bagi manusia modern dan cenderung menakutkan malah akan membuat manusia menjadi budak teori. Manusia menjadi robot yang digerakan sosok idola. Manusia harus jadi penyair. Harus. Cara menjadi penyair adalah hanya dengan bijak menyediakan waktu untuk sepi hadir yang dengan sendirinya berpuisi. Menyimpulkan keabstrakan dalam untaian kalimat aneh yang mampu menyimpulkan jawaban dari segala. Pendek kata manusia butuh sepi dan harus mesra dengan sepi untuk menjadi penyair. Untuk menjadi manusia yang hakiki itu sendiri.
Manusia sejati adalah penyair. Segala yang abstrak tergambar dari kesimpulan pribadi manusia adalah puisi. Karena masalah realita memerlukan kesimpulan sebagai jawaban pribadi maka hasil dari kesimpulan ini adalah abstrak. Dan ini disebut puisi. Maka setiap manusia berpikir adalah penyair. Manusia berpikir selalu membutuhkan sepi. Penyair adalah manusia produk sepi yang berakal. Harus mesra. Harus.
Kategori
Sajak
(43)
Syair Rakyat
(20)
Status FB
(17)
Puisi Aneh
(12)
Bau Cinta
(8)
Puisi Pelit
(8)
Cerpen
(4)
Esai
(3)
Perpustakakakakan
(1)
Thursday, May 5, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Yang rajin ditengok rakyat syair :
-
oleh : Bhara Martilla Rully Ardian Gedabrus keren dari mulut mulut : (1) pembuka by Bhara Martilla Rully Ardian on Saturday, December 2...
-
Seni dalam bahasa Sanskerta disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengk...
Tulisan
-
▼
2011
(114)
-
▼
May
(59)
- !, Jadi deras
- Tentang pernikahan
- Mari terjunkan!
- 17
- 16
- Malam pada malam
- Nanti kau boleh melukis ikan di langit!
- Tentang cara dan rasa; pria tetaplah pria
- Gambar diriku aku tak mampu
- Aku ganti yang tergantikan!
- Dalam tidur tiada sedikitpun kuasaku
- Tentang yang bikin penasaran
- Bikin sajak cinta ahhh
- Tentang ahh, cek dan tidak.
- matahari selalu terbit dari timur di kepalamu
- Dan menerka sama saja tertipu daya.
- Entahlah.nyerah!
- Ah entahlah siapa salah.
- 15
- 13
- 14
- 12
- 11
- 10
- 9
- 8
- 7
- 6
- 4
- 5
- 3
- 2
- 1
- Kunamakan saja
- Ketika
- Manusia sejati adalah penyair
- MANUSIA AKULAH
- Mayat Tak Terbaca
- Penyair keren harus belajar berkeringat, belajar b...
- Aku dan dia di dalam blues
- Sebuah monolog berbaris,ak menjadi siapa dan siapa...
- Pembaharuan : lama
- Tanda tanya tanda
- Humanis
- Masa itu,hanya itu: suasana mencengangkan.
- Aku ingat betul saat itu
- Supir Angkot Menggugat
- berak, kencing, kentut dan mani
- experted.
- Jika rakyat bikin puisi
- Puisi itu apa tuan penyair?
- Rakyat Bercinta
- Untuk wanita muda
- Aku Ingin Jadi Buruh
- Hai nona
- Lalu nyanyikan!
- Kekasih?
- Sebuah Romansa Martabat
- dia mati setelah warteg melambung bak bintang lima...
-
▼
May
(59)
No comments:
Post a Comment