Kategori

Wednesday, May 4, 2011

Humanis

oleh : Bhara Martilla Rully Ardian
Selasa, December 29, 2009 jam 7:21am


mulutku merancu, tentang hal yang tak penting, tentang hari esok yang terlupa, aku menjadi usang, menjadi terlupakan oleh perubahan, menjadi tertinggal oleh kesombongan, sekarang aku diam, mungkin esok akan berperang, menjajah saudaraku seperti kini mereka memeras saudaranya, kemarin aku melantang, entah sekarang ak umati suri, pingsan oleh segala yang pernah peka, oleh semangat nasionalis orang orang kiri, oleh politikus yang menjanjikan rumah baru, oleh ulama yang memberi petuah sabar, merenung aku sendiri, tak ingin menjadi apa, linglung oleh maksud jaman, oleh persaingan sodaramu yang saling tikam, aku disini yang tak pernah melantang untuk mengucap aku cinta bangsa, masih peduli, masih mengiba, masih berpikir, tentang bagaimann saudaraku, tentang bagaimana kelaparan, apa itu ketidak adilan, peduli tai kucing dengan nasionalis yangg mementingkan itu itu saja, mendebatkan yang tak penting, terlalu dalam, terlalu besar,l ihatlah kesekitar, sodaramu mati telanjang, sodaramu sekarat terperkosa jaman, mati memuja uang.

No comments:

Post a Comment

Yang rajin ditengok rakyat syair :